Tips Bagi Yang Ingin Membawa Harta Hingga Mati

SAYA TAK MAU BERPISAH DENGAN HARTA SAYA...(HARTA DIBAWA MATI)

Haji Usman, sebutlah begitu nama beliau.
Mungkin orang tuanya dulu berdo'a agar sang putra mewarisi kemuliaan Sayyidina Utsman ibn Affan RA.

Pemilik salah satu usaha batik terkemuka di Yogyakarta ini memang dikenal atas kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak berharga baginya. Seakan dunia telah begitu hina di matanya.

Ringan baginya membuka kotak persediaan, gampang baginya merogoh kantong simpanan dan seakan tanpa beban dia mengulur bantuan.

Inilah mungkin sosok nyata orang yg dunia di tangannya dan akhirat di hatinya.

Maka beberapa orang pengusaha muda yg bersemangat mendatangi beliau.

“Ajarkan pada kami, Ji,” kata mereka, “Bagaimana caranya agar kami seperti haji Usman. Bisa tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan... Hingga seperti haji Usman, bershadaqah terasa ringan”.

“Wah...", sahut Haji Usman tertawa, “Salah alamat...!!”

“Lho..??”...

“Lha iya.. Kalian datang pada orang yg salah. Saya ini SANGAT MENCINTAI HARTA SAYA jee. Saya ini sangat mencintai kekayaan saya jee".

“Lhoo ???”..

“Kok lho... Lha.. sebab saking cinta dan sayangnya saya pada harta, SAMPAI-SAMPAI SAYA TIDAK RELA MENINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI.
Saya TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan saya.
Makanya.. sementara ini saya titip-titipkan dulu...

TITIP pada Masjid,
TITIP pada anak yatim,
TITIP pada fakir  miskin,
TITIP pada madrasah,
TITIP pada pesantren,
TITIP pada pejuang fii sabilillah.

Alhamdulillah ada yg berkenan dititipi, saya senang sekali. Alhamdulillah ada yg sudi diamanati, saya bahagia sekali.

Pokoknya DI AKHIRAT NANTI MAU SAYA AMBIL LAGI.
Saya ingin kekayaan itu dapat dinikmati berlipat-lipat di akhirat nanti".

“Lah...!” Siapa bilang harta tidak dibawa mati....?
Harta itu bisa dibawa mati....!!!   Caranya ?? ... Minta tolong "dibawakan" oleh anak Yatim, Fakir miskin..dll...."

Subhanallah...
(Dikutip dari buku Lapis-Lapis Keberkahan, Salim A  Fillah, hal. 227-228)
Previous
Next Post »