Ketika Wanita Harus Memilih

Dari Imam Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang bapak yang meminta nasehat pada beliau, dalam memilihkan suami untuk putrinya :

“Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya maka dia tidak akan mendzaliminya.”

Dalam beberapa kesempatan seorang ayah sering mengingatkan putrinya, “Lebih baik memilih laki-laki yang lebih mencintai kamu, ketimbang kamunya yang cinta banget sama dia.”


Tere Liye, seorang penulis terkenal pun menyarankan hal yang sama; jika harus memilih bagi seorang wanita, lebih baik bersama dengan orang yang mencintainya, daripada orang yang dia cintai tapi tidak mencintainya.

Apa pasal?
Karena perasaan wanita, seiring berjalannya waktu bisa luluh juga. Di awal dia bisa bilang belum ada rasa, namun jika sudah bersama, cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya (berdasarkan pengalaman dan cerita teman-teman).

Berbeda dengan pria …
Umumnya ketika sudah mengambil keputusan, maka seorang pria pantang mengubah keputusannya. Jika dari awal sudah tidak tertarik pada pasangannya, misalnya dijodohkan secara paksa, maka biasanya sih, wanitanya butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa menaklukkan hati pria tersebut.

Jadi bukannya muslimah nggak boleh maju untuk memulai duluan seperti yang dicontohkan oleh Ibunda Siti Khadijah terhadap Rasulullah SAW. Hanya saja, jika pihak lelakinya nggak mau bahkan sudah terang-terangan menolak, sebaiknya jangan dipaksakan. Ada izzah (harga diri) yang perlu dijaga oleh setiap muslimah. Pria pun cenderung akan memandang rendah. Atau jika yang disuka bukan pria baik-baik, bisa saja si wanita justru diperlakukan dengan semena-mena.

Kita bisa kapan saja jatuh hati, Saudariku …
Tapi akal dan logika harus tetap berfungsi dengan baik.
Karena menikah itu bukan perkara sehari dua hari … tapi selamanya!
Tanggung jawabnya nggak cuma di dunia, tapi juga kelak di akhirat

Semoga bermanfaat
Previous
Next Post »